Rabu, 26 November 2014

Kode Perilaku Profesional (Prinsip - Prinsip AICPA)





American Institute Akuntan Publik (AICPA) adalah asosiasi nasional profesiAkuntan Publik (CPA) di Amerika Serikat , dengan lebih dari 360.000 anggota, termasuk CPA dalam bisnis dan industri, praktek umum, pemerintah, dan pendidikan; siswa afiliasi; dan asosiasi internasional. AICPA memiliki kantor di  New York City ; Washington, DC ;Durham, NC ; Ewing, NJ ; and Lewisville, TX . The AICPA memiliki kantor di New York City , Washington, DC , Durham, NC ; Ewing, NJ , dan Lewisville, TX .
The AICPA merupakan profesi nasional dalam menghadapi aturan pembuatan, penetapan standar dan badan-badan legislatif, kelompok-kelompok kepentingan umum, negara BPA masyarakat, dan organisasi profesional lainnya. The AICPA's proactive communications program is designed to inform regulators, legislators, the public, and others of the varied roles and functions of CPAs in society. proaktif The AICPA's Komunikasi Program ini dirancang untuk menginformasikan regulator, legislatif, masyarakat, dan lain-lain bervariasi peran dan fungsi CPA dalam masyarakat.
The AICPA's didirikan pada tahun 1887 sebagai profesi yang dibedakan dengan persyaratan pendidikan yang ketat, standar profesional yang tinggi, ketat kode etik profesional, status lisensi, dan komitmen untuk melayani kepentingan publik.

MISI DAN SEJARAH AICPA

Didirikan pada tahun 1887, AICPA merupakan profesi CPA nasional mengenai aturan-keputusan dan penetapan standar, dan berfungsi sebagai advokat sebelum badan legislatif, kelompok-kelompok kepentingan publik dan organisasi profesional lainnya. The AICPA mengembangkan standar untuk audit perusahaan swasta dan jasa lainnya oleh CPA, menyediakan materi bimbingan pendidikan kepada anggotanya; mengembangkan dan nilai Ujian Uniform CPA, dan monitor dan melaksanakan sesuai dengan standar profesi teknis dan etika.
• Pendiri AICPA yang didirikan sebagai sebuah profesi dibedakan oleh persyaratan pendidikan yang ketat, standar profesional yang tinggi, kode etik yang ketat profesional, status lisensi dan komitmen untuk melayani kepentingan publik
Kepengurusan AICPA
AICPA terdiri dari kelompok relawan dan staf yang bekerja sama untuk mencapai tujuan Institute. Komite membantu menyajikan kepentingan, kebutuhan dan sikap dari keanggotaan, dan membantu Institute dalam mempertahankan standar yang tinggi dari praktek profesional, mempromosikan kepentingan CPA, melayani sebagai juru bicara profesi, dan memberikan layanan yang tepat kepada anggota.

Kode prilaku profesi akuntansi menurut AICPA

Kode etik profesi di definisikan sebagai pegangan umum yang mengikat setiap anggota, serta suatu pola bertindak yang berlaku bagi setiap anggota profesinya. Alasan utama diperlukannya tingkat tindakan profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan keyakinan publik atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang masing – masing individu yang menyediakan layanan tersebut.
Kode etik Profesi AICPA menjadi standar umum perilaku yang ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus dilakukan. Kode etik ini terdiri dari empat bagian: prinsip-prinsip, peraturan etika, interpretasi atas peraturan etika, dan kaidah etika. Bagian-bagian ini disusun berdasarkan urutan makin spesifiknya standar tersebut, prinsip-prinsip menyediakan standar-standar ideal etika, sementara kaidah etika menyediakan standar-standar yang sangat spesifik.
Bagian Kode Etika AICPA yang membahas prinsip-prinsip etika profesi berisi diskusi umum tentang beberapa syarat karakteristik tertentu sebagai akuntan public. Bagian prinsip etika profesi terdiri dari dua bagian utama : enam prinsip etika dan diskusi tentang keenam prinsip tersebut.
Kelima prinsip pertama diterapkan secara sama rata kepada seluruh anggota AICPA, tanpa mempedulikan apakah mereka bekerja bagi kantor akuntan public, bekerja sebagai akuntan dalam dunia bisnis atau pemerintahan, terlibat dalam beberapa aspek bisnis lainnya, atau terlibat dalam dunia pendidikan. Satu pengecualian terdapat dalam kalimat terakhir dari prinsip obyektifitas dan independensi. Kalimat tersebut hanya berlaku bagi para anggota yang bekerja bagi public, dan hanya jika mereka menyediakan jasa-jasa atestasi seperti jasa audit. Prinsip keenam, lingkup dan sifat jasa, hanya diterapkan bagi para anggota yang bekerja bagi public. Prinsip tersebut dialamatkan kepada seorang praktisi yang harus menyediakan suatu jasa tertentu, seperti menyediakan jasa konsultasi karyawan saat seorang klien audit bermaksud mengangkat seorang controller. Menyediakan jasa semacam itu dapat menghilangkan independensi terutama jika kantor akuntan public merekomendasikan seorang controller yang kemudian diangkat oleh klien dan tidap dapat menunjukkan kompetensinya.
Pengamatan yang seksama atas keenam prinsip tersebut mungkin sekali akan memimpin kita pada kesimpulan bahwa keenam prinsip tersebut dapat diterapkan pada setiap profesi, tidak hanya profesi akuntan public saja. Sebagai contoh, para dokter harus menerapkan profesionalisme yang sensitive dan pertimbangan moral, bertindak demi kepentingan public, bertindak dengan integritas, bersikap obyektif dan menghindari konflik antar kepentingan, menjalankan prinsip due care, serta mengevaluasi ketepatan sifat jasa kedokteran yang diberikan. Satu perbedaan antara auditor dan profesi lainnya, sebagaimana yang telah dinyatakan sebelumnya, adalah bahwa sebagian professional tidak perlu mempertimbangkan apakah masih tetap independen atau tidak.

Kode Perilaku Profesional AICPA terdiri atas dua bagian:
a. Prinsip-prinsip Perilaku Profesional (Principles of Profesionnal Conduct); menyatakan tindak - tanduk dan perilaku ideal.
b. Aturan Perilaku (Rules of Conduct); menentukan standar minimum.

Prinsip-prinsip Perilaku Profesional menyediakan kerangka kerja untuk Aturan Perilaku.
Pedoman tambahan untuk penerapan Aturan Perilaku tersedia melalui:
·  Interpretasi Aturan Perilaku (Interpretations of Rules of Conduct)
·  Putusan (Rulings) oleh Professional Ethics Executive Committee.

Enam Prinsip-prinsip Perilaku Profesional:
·      Tanggung jawab: Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, anggota harus melaksanakan pertimbangan profesional dan moral dalam seluruh keluarga.
·      Kepentingan publik: Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam suatu cara yang akan melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme.
·      Integritas: Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik, anggota harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional dengan perasaan integritas tinggi.
·      Objektivitas dan Independesi: Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari konflik penugasan dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional.
·      Kecermatan dan keseksamaan: Anggota harus mengamati standar teknis dan standar etik profesi.
·      Lingkup dan sifat jasa: Anggota dalam praktik publik harus mengamati Prinsip prinsip Perilaku Profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan.



Sumber :
Ariesta Riris/2012/kode etik profesi akuntansi/ariesta-riris.blogspot.com
Arista Syafreyeni/2013/AICPA American Institute Of Certified/aristasefree.wordpress.com
Dian Centil/2011/AICPA American Institute Of Certified/ diancentil.blogspot.com
Intan Nurliah Tirta/2013/kode etik profesiakuntansi/intannurliahtirta.blogspot.com
Novitasari Putri Piliang/2012/etika profesional sebagai prinsip – prinsip moral akuntan publik/novitasariputripiliang.wordpress.com

Kode Perilaku Profesional




Etika Profesi Akuntansi adalah Merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan.

A.   Kode Perilaku Profesional
Perilaku etika merupakan fondasi peradaban modern menggarisbawahi keberhasilan berfungsinya hampir setiap aspek masyarakat, dari kehidupan keluarga sehari-hari sampai hukum, kedokteran,dan bisnis. Etika (ethic) mengacu pada suatu sistem atau kode perilaku berdasarkan kewajiban moral yang menunjukkan bagaimana seorang individu harus berperilaku dalam masyarakat. Perilaku etika juga merupakan fondasi profesionalisme modern. Profesionalisme didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau kualitas yang membentuk karakter atau member ciri suatu profesi atau orang-orang profesional. Seluruh profesi menyusun aturan atau kode perilakuyang mendefinisikan perilaku etika bagi anggota profesi tersebut. S. M. Mintz telah mengusulkan bahwa terdapat tiga metode atau teori perilaku etika yang dapat menjadi pedoman analisis isu-isu etika dalam akuntansi. Teori ini antara lain (1) paham manfaat atau utilitarianisme. (2) pendekatan berbasis hak (rights based approach),dan (3) pendeketan berbasis keadilan (justice based approach).
Teori utilitarian mengakui bahwa pengambilan keputusan mencakup pilihan antara manfaat dan beban dari tindakan-tindakan alternatif, dan menfokuskan pada konsekuensi tindakan pada individu yang terpengaruh. Teori hak mengasumsikan bahwa individu memiliki hak tertentu dan individu lainnya memiliki kewajiban untuk menghormati hak tersebut. Teori keadilan berhubungan dengan isu seperti ekuitas, kewajaran,dan keadilan. Teori keadilan mencakup dua prinsip dasar. Prinsip pertama menganggap bahwa setiap orang memiliki hak untuk memiliki kebebasan pribadi tingkat maksimum yang masih sesuai dengan kebebasan orang lain. Prinsip kedua menyatakan bahwa tindakan sosial dan ekonomi harus dilakukan untuk memberikan manfaat bagi setiap orang dan tersedia bagi semuanya.

Ø  Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah :
a.       Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.
Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk
melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya. Sebuah tujuan utama profesional komputasi adalah untuk meminimalkan konsekuensi negative dari sistem komputasi, termasuk ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan.
b.      Hindari menyakiti orang lain.
“Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak
diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan yang tidak diinginkan.
c.       Bersikap jujur dan dapat dipercaya
Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.
d. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.
e.   Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.
Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.
f.   Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual.
Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan intelektual.
g.  Menghormati privasi orang lain
Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah peradaban.
h.  Kepercayaan
Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas seseorang.

Sumber :
Alban Tantie/2013/Kode Etik Profesi Akuntansi/albantantie.blogspot.com
Fika Amalia/2012/ Kode Etik Profesi Akuntansi/fikaamalia.wordpress.com
Intan Nurliah Tirta/2013/Kode Etik Profesi Akuntansi/intannurliahtirta.blogspot.com
Kinan Tiarin/2012/ Kode Etik Profesi Akuntansi/kinantiarin.wordpress.com
Rudy Minory/2013/Kode Etik Profesi Akuntansi/rudyminory.blogspot.com



Rabu, 05 November 2014

Tambang Bre X Minerals Ltd



Kasus Tambang Bre X Minerals Ltd.


1.      History Bre-X Mineral Ltd
Bre-X Minerals Ltd., anggota Kelompok perusahaan Bre-X, adalah sebuah perusahaan tambang Kanada yang pernah dilaporkan menguasai sebuah cadangan emas yang sangat besar di BusangKalimantan. David Walsh adalah pendiri perusahaan ini pada awal tahun 1988. Bre-X membeli situs Busang pada Maret 1993 dan pada Oktober 1995 mengumumkan telah menemukan emas dalam jumlah yang sangat besar, sehingga menyebabkan harga sahamnya membubung tinggi. Pada mulanya sahamnya bernilai sangat kecil, namun setelah pengumuman itu, harga sahamnya mencapai nilai tertinggi pada $286.50 (dolar Kanada) di Toronto Stock Exchange (TSX), dengan kapitalisasi total senilai lebih dari $6 miliar dolar Kanada.
Cadangan emas di Busang dilaporkan sebesar 200 juta ounces (6.200 ton), atau sama dengan 8% dari seluruh cadangan dunia. Namun, ternyata ini adalah penipuan besar-besaran, dan di sana tidak ada emas. Sebuah laboratorium independen belakangan mengklaim bahwa penipuan itu telah dilakukan dengan buruk, termasuk dengan menggunakan pengerokan dari perhiasan emas. Pada 1997, Bre-X runtuh dan sahamnya menjadi tidak bernilai dalam skandal saham terbesar dalam sejarah Kanada. Bre-X akhirnya dinyatakan bangkrut pada 2002 meskipun sejumlah perusahaan subsidernya seperti Bre-X berlanjut hingga 2003.


2.      Opini seseorang tentang Bre X
Dalam bukunya yang berjudul “Sebungkah Emas Di Kaki Pelangi”, pria bernama lengkap Bondan Haryo Winarno ini melakukan investigasi terhadap sebuah perusahaan yang melakukan penambangan emas di Busang, Kalimantan Timur. Perusahaan tersebut adalah Bre X Minerals Ltd, sebuah perusahaan tambang yang berpusat di Calgary, Kanada. David Walsh mendirikan perusahaan ini pada awal tahun 1988.
Pertemuan David Walsh dengan John Felderhof menjadi awal dari kisah penipuan ini. Pada Maret 1993, Felderhof dan Walsh mengadakan suatu pertemuan di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Felderhof berhasil membujuk Walsh untuk mendanai eksplorasi emas di Busang, Kalimantan Timur. Felderhof menyarankan agar Walsh mengakuisisi properti milik Montague Gold NL yang telah dieksplorasi antara tahun 1987-1989. Namun karena tidak memiliki dana untuk mengakuisisi properti tersebut, Walsh pun kembali ke Kanada. Disana ia segera meniup terompet Bre-X dan menawarkan sahamnya di Alberta Stock Exchange bermodalkan potongan-potongan artikel dari koran.
Dalam waktu singkat, David Walsh segera memperoleh dana yang ia butuhkan berkat kepiawaiannya menjual saham. Pada Juli tahun 1993, Bre X akhirnya membeli properti milik Montague Gold NL tersebut. Dua bulan kemudian, perusahaan ini telah mulai melakukan pengeboran di Busang. Dalam pengeboran pertama ini, John Felderhof yang kemudian menjadi Senior Vice President Bre-X, mengatakan telah menemukan adanya potensi emas sejumlah 1,5 hingga 2 juta ons disana.
Setelah pengeboran pertama tersebut, jumlah potensi emas yang ditemukan oleh Bre-X semakin meningkat. Hingga Februari 1997, Bre-X mengatakan potensi emas di Busang mencapai 70,95 juta ons emas. “The biggest thing in the world! It’s so big. It’s scarry. It’s so fucking big!”  kelakar Felderhof waktu itu.
Harga saham Bre-X yang pada tahun 1989-1992 berkisar antara 27 sen dollar Canada, bahkan pernah mencapai dua sen saja, akhirnya meningkat setelah penemuan ini. Pada Mei 1996, harga saham Bre-X yang tercatat di Toronto Stock Exchange bahkan sempat mencapai tingkat 201,75 dollar Canada.
Namun, ledakan saham Bre-X ini tak berlangsung lama. Sekitar sepuluh bulan kemudian, tepatnya pada Maret 1997, Freeport-McMoRan menyatakan bahwa jumlah potensi emas di Busang tidaklah besar. Bahkan, Strathcona Mineral Services, sebuah perusahaan penguji yang diminta Bre-X untuk menguji potensi emas di Busang mengatakan, “there appears to be a strong possibility that the potential gold resources has been overstated, because of invalid samples and assaying of those samples.”
Harga saham Bre-X pun lantas jatuh. Sangat jatuh. Pada Mei 1997, harga saham Bre-X terpuruk hingga mencapai delapan sen.

To: Mr. John B. Felderhof + All My Friends
Sorry I have to leave.
I cannot think of myself a carrier of hepatitis “B”.
I cannot jeopardise your lifes, same w/ my loved ones.
God bless you all.
No more stomach pains!
No more back pains!

Surat di atas ditulis oleh Michael Antonio Tuason de Guzman, Manajer Eksplorasi Bre-X Corp, sebelum ia mengakhiri hidupnya. Tak seorang pun yang mengira bahwa geolog berkewarganegaraan Filipina ini akan bunuh diri. Malam sebelum ia bunuh diri, tepatnya pada 18 Maret 1997, ia bahkan sempat bersenang-senang di sebuah tempat minum di Balikpapan bersama teman-temannya. Rudy Vega, seorang ahli metalurgi dari Filipina yang juga teman De Guzman yang ikut dalam kemeriahan malam itu mengatakan, “pesta itu saya rasa bahkan lebih meriah daripada semua pesta ulang tahun Michael sebelumnya. He behaved like he was on the top of the world.”
He was on the top of the world! Kesimpulan ini juga dimiliki Bondan sewaktu mendengar berita kematian De Guzman. Hal inilah yang menyebabkan Bondan berpikir bahwa kematian De Guzman dirasanya tidak biasa. Awal ketertarikan Bondan dalam meliput kasus Bre-X bermula dari kematian De Guzman yang dinyatakan bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari helikopter yang sedang terbang di atas hutan Kalimantan. “Di situ saya mengatakan ini ngga mungkin. Seorang wartawan investigatif itu punya sesuatu yang namanya professional skepticism, dia udah ngumpulin duit begitu banyak kok tiba-tiba sekarang bunuh diri,” jelas Bondan.
Empat hari kemudian kecurigaan Bondan pun semakin menemukan alasannya. Mayat De Guzman ditemukan oleh Martinus, seorang karyawan Bre-X yang turut membantu tim SAR mencari mayat De Guzman. “Perasaan saya bicara lain ketika disuruh mengikuti rombongan pencari, karena itu saya ajak Tahir menyisir hutan yang sulit dilalui manusia,” ungkap Martinus pada Kompas waktu itu.
Akhirnya, setelah bersusah payah menyusuri rawa, Martinus dan Tahir pun menemukan mayat De Guzman. Ketika pertama kali ditemukan, mayat itu berada dalam posisi tertelungkup di pinggir pohon yang besar.
Ketika melihat foto mayat De Guzman kemudian, Bondan mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin. “Saya pernah lihat orang yang jatuh dari 1.500 kaki itu sudah ngga berbentuk manusia, tapi sudah setumpuk daging sama tulang, jadi kalau 800 kaki, ya hancur, ngga akan seperti itu,” ucap Bondan. Kesimpulan Bondan ini kemudian diperkuat oleh seorang dokter di bagian otopsi National Bureau of Investigation (NBI) di Filipina. Dokter tersebut mengatakan bahwa ciri-ciri trauma pada mayat yang ditemukan tersebut tak tampak seperti jatuh dari ketinggian 800 kaki. Namun, lebih tampak jatuh dari ketinggian sebuah pohon kelapa.
Saat itu Bondan memutuskan bahwa kejadian ini tidaklah benar. Pria kelahiran Surabaya, 29 April 1950 ini menganggap ada kejadian besar di belakang peristiwa ini. Oleh karena itu, beberapa hari kemudian dimulailah reportase Bondan di lapangan. Dalam waktu sebulan, ia melakukan reportase di Kalimantan, Filipina, hingga Kanada.
Sebelum kematian De Guzman, Bondan sebenarnya telah mengamati kasus Bre-X. Artikelnya tentang penambangan yang dilakukan oleh Bre-X bahkan sempat dimuat oleh Wall Street Journal pada 24 Januari 1997. Artikel itu dimuat dengan judul All That Gitters: The Indonesian Gold Crush. Setelah pemuatan itulah Bondan dianggap sebagai ahli tambang. “Jadi tiba-tiba pak Kuntoro mengundang saya untuk diskusi di kantornya di Dirjen Pertambangan Umum dengan para Geolog. Itu mereka memanggil saya prof, saya kaget,” ujar Bondan seraya tertawa. “Pak, saya bukan geolog, justru dalam pertemuan ini saya ingin dengar dari bapak-bapak yang memang ahli-ahli di bidang geologi,” jawab Bondan waktu itu. Pada akhir diskusi tersebut, mereka semua sepakat dengan Bondan bahwa secara geologis Kalimantan tidak memiliki potensi emas yang besar. Kuntoro yang dimaksud oleh Bondan adalah Kuntoro Mangkusubroto, Direktur Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi waktu itu.
Meski tidak memiliki kartu pers, Bondan tetap terus melakukan reportase. Dulu ia memang sempat bekerja di dunia pers, mulai dari kameramen di Departemen Pertahanan dan Keamanan, hingga menjadi pemimpin redaksi majalah SWA. Namun ia akhirnya memutuskan keluar dari dunia pers untuk sementara waktu dan menjadi pengusaha agar dapat membiayai pendidikan anak perempuannya bernama Gwendoline di Amerika.
Sopan santun adalah modal Bondan dalam menemui narasumber. Hal ini pula yang menyebabkan Yohanes, seorang penjaga gudang Bre-X di Loa Duri, sebuah desa di pinggir sungai dekat Samarinda, bersedia menerimanya. Padahal sebelumnya, semua wartawan yang datang kesana diusir oleh Yohanes.
Bermodalkan sopan santun, Bondan pun datang kesana. Pintu gudang diketuknya. Tak lama kemudian, Yohanes pun muncul dari balik pintu.
“Selamat sore pak, nama saya Bondan Winarno, saya dari Jakarta, saya mau menulis buku tentang Bre-X.”
“Anda bukan dari wartawan Koran?”
“Bukan, saya mau nulis buku, tapi anda boleh juga menyebut saya wartawan untuk menulis buku itu.”
“Bukan dari Kompas?”
“Bukan.”
“Bukan dari TEMPO?”
“Bukan.”
“Ya sudah, masuk.”
Seperti kebiasaannya, dalam beberapa peliputan Bondan selalu membawa rokok meskipun ia sendiri tidak merokok. Ditawarkannya rokok itu pada Yohanes. Setelah beberapa hisapan, meluaplah kemarahan Yohanes.
“Wartawan Kompas itu bohong pak, saya sudah ngomong gini-gini dia nulisnya lain, apalagi itu yang dari Wall Street Journal, sampai saya diuber-uber orang, disangkanya peracunannya disini,” ungkap Yohanes kesal.
Pada waktu itu, beberapa pemberitaan di media massa mengatakan bahwa gudang Bre-X di Loa Duri dijadikan sebagai tempat peracunan inti bor. Dalam istilah geologi, peracunan inti bor itu dikenal dengan istilah salting. Dalam kasus Bre-X, peracunan ini bertujuan untuk membuat daerah pengeboran tampak memiliki kandungan emas yang tinggi.
Yohanes pun lantas mengemukakan alasannya mengapa gudang di Loa Duri tidak mungkin menjadi tempat peracunan inti bor. Ia juga menunjukkan bukti-bukti pada Bondan untuk menguatkan argumennya tersebut. Reportase Bondan kemudian juga membuktikan ketidakmungkinan terjadinya peracunan inti bor di Loa Duri.
Dalam melakukan reportase, Bondan kerapkali mengalami kesulitan. Namun, kesulitan yang sangat dirasakan Bondan waktu itu disebabkan karena ia sudah berangkat dengan suatu kesimpulan. Kesimpulan itu ialah bahwa De Guzman belum mati. “Kesimpulan itu adalah hasil deduksi dan tidak ada orang yang percaya kecuali saya sendiri,” ucap Bondan.
“Deduksi itu adalah mengumpulkan semua informasi sekecil apapun kemudian merangkainya dan melihat kaitannya dengan ini, kaitannya dengan ini, kaitannya dengan ini, berarti kesimpulannya seperti ini,” jelasnya kemudian.
Saat mengemukakan teorinya tentang De Guzman yang melakukan cheating death, Bondan mengatakan ia dimusuhi oleh wartawan-wartawan Wall Street Journal. “Wartawan-wartawan mereka itu tiba-tiba memusuhi saya karena saya mengatakan bahwa Wall Street Journal salah dengan teori gudang Loa Duri itu sebagai tempat salting, mereka malu disitu,” kenang Bondan.               
Bondan merupakan orang pertama yang mengemukakan teori bahwa kematian De Guzman merupakan sebuah penipuan. Wartawan Wall Street Journal tidak percaya pada teori ini awalnya. Namun sepuluh tahun kemudian, di tahun 2007 kemarin, wartawan Wall Street Journal ini menelepon Bondan.
“Bondan kamu benar.”
“Benar apa?”
“Ya, sekarang kita mendapat informasi bahwa De Guzman ada di Brazil, dan istrinya, Genie yang ada di Palangkaraya, masih tetap dapat kiriman uang.” 
“Ok, tapi saya sudah malas untuk mengejar lagi.
Setelah merugikan para investornya lebih dari enam miliar dollar, Bre-X akhirnya bangkrut pada tahun 2002. Sepuluh tahun setelah kasus Bre-X mengguncang dunia, John Felderhof dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan Kanada pada 31 Juli 2007 kemarin. Koran Canadian Bussines menyebut peristiwa itu sebagai kekalahan Kanada dalam perang melawan penjahat kerah putih.
Dalam pengadilan itu, Felderhof disidangkan dengan tuduhan menyebarkan isu yang menyesatkan dalam perdagangan saham dan melakukan insider trading. Insider trading adalah istilah yang merujuk pada perdagangan saham atau sekuritas suatu perusahaan yang dilakukan oleh orang-orang dalam perusahaan tersebut. Dalam beberapa kasus, praktik ini legal di depan hukum. Meski begitu, praktik ini dapat menjadi ilegal ketika perdagangan saham dilakukan berdasarkan informasi internal perusahaan yang tidak disediakan untuk umum. Selain tidak adil, hal ini akan menghancurkan pasar efek dengan merusak kepercayaan investor.
Pada awal Juni 1998, David Walsh meninggal dunia karena serangan jantung di Nassau Bahama. Saat harga saham Bre-X sedang tinggi, ia membeli rumah mewah di pulau ini. Dalam lembar tambahan yang disisipkan di bukunya, Bondan mengatakan Walsh adalah seorang perokok dan peminum berat, serta memiliki masalah kelebihan berat badan.
Michael de Guzman belum ditemukan hingga saat ini. Meski begitu, pada 26 Mei 2007 koran Calgary Herald mengabarkan De Guzman sempat mengirim uang pada Genie, istri keduanya yang bernama asli Sugini Karnasih yang tinggal di Indonesia. Dalam artikel berjudul The Mystery of Michael de Guzman tersebut, De Guzman dikabarkan menelepon rumah Genie enam pekan setelah ia dikabarkan tewas. Telepon itu diangkat oleh pembantu Genie. Dalam percakapan di telepon itu, De Guzman meminta Genie memeriksa rekeningnya. Setelah diperiksa, ternyata Genie memperoleh kiriman uang sebesar 200 ribu dollar Amerika. Pada tahun 2005, Genie menerima fax dari Brazil. Dalam fax tersebut, Genie mendapat pemberitahuan bahwa ia menerima kiriman uang sebesar 25 ribu dollar Amerika. Kiriman itu ia terima pada hari Valentine. Hari yang sama dengan hari ulang tahun De Guzman.
“Sepanjang sejarah, kalau sudah soal emas orang jadi kehilangan akal, akal sehatnya ngga jalan, seolah-olah di kaki pelangi itu akan ada emas yang berbukit-bukit,” ungkap Bondan menjelaskan maksud dari judul buku Bre-X, Sebungkah Emas Di Kaki Pelangi, yang ditulisnya. Buku ini banyak disebut sebagai the best investigative report yang ditulis oleh orang Indonesia.
Namun ironisnya, pengakuan itu baru datang beberapa tahun setelah buku ini pertama kali diterbitkan. “Pertama kali muncul pengakuan itu saya kira sekitar tahun 2003 oleh ISAI (Institut Studi Arus Informasi). Andreas Harsono memakai buku itu sebagai suatu contoh dalam pelatihan di bidang jurnalisme investigasi,” ungkap Bondan. Andreas Harsono adalah anggota International Consortium for Investigative Journalists (ICIJ) dari Indonesia selain Goenawan Mohamad, salah satu pendiri majalah TEMPO. “Sekarang kan buku saya dianggap oleh ISAI sebagai buku jurnalisme investigasi terbaik, saya bilang, ya, ok, terlambatlah,” lanjut pria yang sejak kecil sudah bercita-cita menjadi wartawan ini seraya tertawa.
Beberapa waktu setelah buku ini beredar, Bondan akhirnya menarik buku ini dari pasaran karena adanya tuntutan dari Ida Bagus Sudjana, Menteri Pertambangan dan Energi waktu itu. Sudjana menuntut Bondan atas dasar pencemaran nama baik dan meminta ganti rugi sebesar 1 triliun rupiah serta pemasangan iklan permohonan maaf di sepuluh media cetak di Jakarta dan dua media cetak di Bali.
Salah satu penyebab tuntutan Sudjana ini adalah karena Bondan menulis tentang inkompetensinya dalam hal kebijakan tambang. Namun, tulisan Bondan mengenai hal ini bukanlah tanpa dasar. Pers asing seperti Canadian Bussines menguatkan inkompetensi Sudjana ini. Brian Hutchinson, seorang wartawan Canadian Bussines mengatakan dalam salah satu artikelnya, “The tall, stiff Sudjana has no grasp of the technicalities of mining. He is completely incompetent, he leaves everything to his advisers.” Bahkan, mantan anak buah Sudjana menelepon Bondan dan mengatakan, “pak Bondan, dia sekarang sudah bukan bos saya, jadi kalau bapak mau, saya bersedia menjadi saksi karena semua pidato dia di luar negeri saya yang bikin,” ujar Bondan menirukan ucapan mantan anak buah Sudjana.
Menurut Bondan, latar belakang tuntutan Sudjana itu sebenarnya adalah tuduhan bahwa ia dibayar oleh Kuntoro Mangkusubroto untuk menulis buku tersebut. Tuduhan inilah yang menjadi salah satu hal paling menyakitkan yang diterima Bondan setelah menulis buku ini. “Itu untuk saya sangat memalukan. Dia menyangka saya itu seorang wartawan kere (miskin) yang ngga punya duit. Jadi dia heran kok ini orang bisa kemana-mana. Tapi dia lupa, sebelum melakukan itu kan saya sudah pernah jadi presiden dari Ocean Beauty di Amerika. Lihat saja gaji saya berapa, ngga usah susah-susah. Itu untuk menunjukkan bahwa saya a man of resources. Saya mampu mendanai semua itu dari uang saya sendiri. Itu bukan untuk menyombongkan diri, tapi kenyataannya memang begitu,” ungkap Bondan kesal.
Menurut Bondan, kalau seseorang menulis atas pesanan seseorang, maka nama orang yang memesan itu akan ditulis paling banyak. Padahal ketika dihitung, nama Ida Bagus Sudjana lebih banyak disebut oleh Bondan daripada nama Kuntoro Mangkusubroto. “Lha kalau dilihat dari sini yang paling pantas membayar saya malah bapak,” jelas Bondan pada Ida Bagus Sudjana waktu itu.
Bondan pun menolak jika dikatakan ia terlalu memuji Kuntoro di dalam bukunya. “Kalau mengagung-agungkan menurut saya ngga, karena saya tulis apa adanya, memang dia bener kok disitu. Coba aja, ada ngga kalimat yang ngga perlu yang saya tulis mengenai Kuntoro, yang ngga ada kaitannya dengan ini, ya ngga ada. Saya memang kenal sama pak Kuntoro, itu bukan rahasia. Tapi itu bukan berarti saya dibayar dia, yang bener aja,” ungkap Bondan sedikit emosi.
Hal lain yang menyakitkan Bondan adalah karena tidak adanya dukungan dari sesama wartawan atas tuntutan yang diterima Bondan. “Karena saya memang tidak mewakili siapa-siapa, saya tidak mewakili lembaga, saya kan atas nama diri sendiri dan mereka tidak melihat itu. Mungkin kalau saya mati baru mereka membela. Tapi karena saya ngga mati ya sudahlah, it’s your own, itu salib kamu sendiri, pikul sendirilah,” ujar Bondan mengemukakan alasan kenapa tidak ada wartawan yang mendukungnya saat itu. “Padahal waktu TEMPO disikat sama Tomy Winata, saya jadi ketua untuk Gerakan Anti Premanisme. Waktu itu, yang mau membela saya justru World Bank,” tambahnya.
Saat tuntutan Sudjana ini bergulir ke meja hijau, Bondan bekerja sebagai konsultan di World Bank. Suatu ketika, Bondan mengantar Dennis de Tray, Country Director World Bank untuk bertemu dengan Hartarto, Menteri Koordinator dan Distribusi waktu itu. Setelah Bondan memperkenalkan diri, Hartarto pun membentak Bondan dengan suara tinggi, “Oo..kamu ya yang namanya Bondan Winarno!” Bondan pun menjawab, “iya pak.” Namun, Hartarto segera memelankan suaranya setelah tersadar bahwa Dennis de Tray juga berada disitu bersama Bondan.
Setelah pertemuan itu, Dennis pun bertanya pada Bondan.
“Kenapa kamu dibentak sama Hartarto?”
“O iya, dalam kasus Bre-X itu saya mempersoalkan keterlibatan Airlangga Hartarto, anak dia di Bre-X.”
“Lho ada masalah apa?”
Bondan pun lantas menceritakan perihal tuntutan Sudjana itu kepada Dennis.
“Bondan, kamu jangan sampai takut ya menghadapi ini, kita bantu ongkos perkaranya.”
“Ngga mau”
“Ini bukan dari World Bank, tapi dari teman-teman kamu di World Bank.”
“Ngga mau, karena begitu ketahuan saya terima uang dari kamu dan teman-teman, nanti akan ada cerita lain. Please, saya terima kasih kamu kasih dukungan moral, ini berat untuk saya tapi biar saya bayar sendiri,” ucap Bondan waktu itu.
Dukungan dari World Bank ini sangat berarti bagi Bondan. Saat terjerat kasus ini, Bondan menyampaikan pengunduran dirinya pada World Bank. Peraturan World Bank tentang pegawainya yang terlibat dalam masalah hukum sangat tegas. Apalagi Bondan saat itu dituntut secara pidana dan perdata. Namun World Bank justru tidak menerima pengunduran diri Bondan ini. “Ngga, kamu ngga mengundurkan diri, kamu tetep, kita tahu bahwa masalah kamu adalah masalah yang justru menegakkan anti korupsi,” ucap Bondan menirukan penjelasan World Bank waktu itu.        
Sebelum tuntutan Sudjana ini bergulir ke meja hijau, Bondan sebenarnya sudah akan menerbitkan buku ini dalam bahasa Inggris. Dalam waktu cepat, Bondan telah menerjemahkan buku ini kedalam bahasa Inggris. Ia bahkan telah membayar seorang editor Kanada bernama Wendy Thomas.“Tadinya itu pertimbangannya betul-betul bussines waktu saya mau setengah mati membuat buku itu selesai dalam satu bulan dan menerbitkannya sendiri. Saya pikir buku ini bakal laris, yang dalam bahasa Inggris juga laris, bahkan bisa jadi film di Hollywood sana, saya akan meraup keuntungan lah. Tapi semuanya gagal hanya karena tuduhan yang kemudian menyulitkan saya,” ungkap Bondan. Bondan pun akhirnya mengurungkan niatnya untuk menerbitkan buku ini dalam edisi bahasa Inggris. Sebuah keputusan yang lantas disesali oleh Bondan kemudian.
Teror merupakan hal yang ditakuti Bondan saat itu. Suatu ketika, istri Bondan yang bernama Yvonne Raket ketakutan karena ditelepon oleh seseorang yang mengaku sebagai tentara. Orang itu mengatakan akan menyita rumah Bondan. Saat itu Bondan berkata pada istrinya, “ya sudahlah, kalau kita memang akan kehilangan semuanya apa boleh buat, karena kita berhadapan dengan penguasa.”
Meski akhirnya kalah di pengadilan, namun tuntutan Sudjana itu tidak pernah dipenuhi oleh Bondan. Hal ini disebabkan karena Sudjana telah meninggal dunia terlebih dahulu. “Untuk dia poinnya cuma satu, dia sudah bisa menyatakan bahwa dia menang di pengadilan. Pengadilan yang dia bayar tentunya,” ucap Bondan.
Meski sempat menuai hasil pahit dari jerih payahnya menulis kasus Bre-X, Bondan tidak kapok untuk melakukan reportase investigasi lagi. Menurut Bondan, selama ada the burning issue yang membakarnya seperti kematian De Guzman, ia tak akan ragu untuk turun lagi ke lapangan.
Saat ini sebenarnya ada sebuah the burning issue yang membuat Bondan ingin kembali melakukan investigasi. Persoalan yang membakar Bondan ini adalah masalah impor beras. Namun menurut Bondan, hal ini diluar kemampuannya.
Dalam persoalan ini, Bondan mempertanyakan kebijakan impor beras yang dilakukan oleh pemerintah. “Jangan-jangan ini semua adalah isu-isu yang dibuat sedemikian rupa sehingga kita percaya. Jangan-jangan sebetulnya kita cukup beras. Saya ngoyo (bekerja keras) untuk mencari tahu jawaban-jawabannya karena beras adalah komoditas politik. Beras adalah komoditas korupsi. Disitu ada kepentingan-kepentingan yang mempertahankan tetap berlangsungnya impor beras,” jelas Bondan.
Bagi Bondan, terdapat dua modal utama yang harus dimiliki oleh seorang wartawan investigasi. Kedua bekal itu adalah otak dan nurani. “Kalau tanpa otak, ngga ketemu itu. Tapi kalau ngga ada nurani, ini semua ngga bisa dirangkai,” tegas pria yang berpendapat tantangan menjadi seorang wartawan adalah harus berani miskin.
Jiwa investigasi Bondan tidak dapat dilepaskan dari sosok Lord Baden Powell, seorang Letnan Jenderal kelahiran Inggris yang menjadi idolanya sejak kecil. Baden Powell adalah seorang intelijen yang menjadi pendiri gerakan kepanduan dunia. “Saya berpikir ini orang cerdas betul, berarti intelijen itu bukan kayak spion-spion melayu saja, tapi betul-betul orang yang dengan otaknya mencari segala macam informasi untuk mengambil suatu kesimpulan. Nah, semangat itu yang ada di diri saya sejak kecil,” ungkap pria yang pernah menerima Baden Powell Adventure Award pada tahun 1967 ini ketika mengikuti Jambore Dunia yang ke 12 di Idaho, Amerika.
Sebelum menerbitkan buku tentang kasus Bre-X, Bondan juga pernah menerbitkan buku tentang kasus Tampomas. Dalam buku berjudul Neraka Di Laut Jawa tersebut, Bondan melakukan investigasi atas kecelakaan kapal Tampomas II di laut Masalembo. Saat itu, Bondan mengatakan letak kesalahan yang menyebabkan ratusan korban meninggal dunia adalah Junus Efendi Habibie, atau yang lebih dikenal dengan nama Fanny Habibie. Ia adalah adik kandung B.J. Habibie yang waktu itu menjabat sebagai Dirjen Perhubungan Laut.
Malam ketika kapal Tampomas II sedang terbakar di laut Masalembo, Fanny Habibie berbicara di TVRI dan mengatakan bahwa keadaan sudah terkendali. Akibatnya, kapal dari Angkatan Laut Surabaya yang sudah berangkat untuk menarik kapal Tampomas II justru kembali lagi. Padahal keesokan paginya, kapal Tampomas II tersebut masih terbakar. Ketika kapal dari Angkatan Laut Surabaya tadi hendak berangkat kembali menuju lokasi terbakarnya kapal Tampomas II, mesin kapal ini justru tidak mau jalan. “Itu sebabnya sampai sekarang pak Fanny Habibie itu memusuhi saya, karena saya menunjuk kesalahannya kamu! Kenapa sih pakai gengsi -gengsian, wong kapal terbakar kok dibilang sudah terkendali,” ungkap Bondan kesal.
“Ketika saya berumur 48 tahun, saya takut akan mati di usia muda,” ucap Bondan sedikit menerawang. Oleh karena itu, pada usia 50 tahun Bondan memutuskan untuk pensiun. Ketakutan ini disebabkan karena ayah Bondan, Imam Soepangat, meninggal di usia 55 tahun, sedang kakak lelakinya, Harso Widodo, meninggal di usia 52 tahun. “Jadi saya pikir, umur saya barangkali cuma 55,” lanjut anak ketiga dari delapan bersaudara ini.
Bondan akhirnya sempat pensiun, namun hal ini tak berlangsung lama. Pada tahun 2001 ia diminta untuk menjadi Pemimpin Redaksi Suara Pembaruan. “Waktu itu saya diminta untuk membantu, ya saya hanya setuju untuk tiga tahun saja,” ujar Bondan.
Ketertarikan Bondan pada liputan kuliner bermula pada tahun 2004 ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya di Suara Pembaruan dan memutuskan untuk pensiun. Meski telah pensiun, Bondan tidak ingin berhenti menulis. Saat itulah, Ninok Leksono dari Kompas menawarinya untuk menjadi penulis kolom di Kompas Cyber Media.
“Mas, nulis sing gampang-gampang wae, sing enteng-enteng.”
“Opo?”
“Ya pariwisata, travel, jalan-jalan, kan mas Bondan suka jalan-jalan.”
“O iya to, boleh.”
            Akhirnya Bondan pun mulai menulis tentang pariwisata di kolom Jalan sutra.
Jalan sutra berarti pengetahuan tentang jalan-jalan. Semula Bondan menulis tentang jalan-jalannya, tapi lambat laun ia pun mulai menulis tentang kuliner. “Jadi as simple as that, mencari bidang yang belum digeluti sama orang,” jawab Bondan perihal awal mula ketertarikannya meliput di bidang kuliner.
Menurut Bondan, dunia kuliner bisa menjadi sebuah kekuatan ekonomi. “Orang yang dalam kategori pengusaha di Indonesia ada 52 juta. Dari 52 juta ini, yang kelasnya di atas sepuluh milyar itu kurang dari dua juta. Jadi selebihnya, yang 50 juta ini pedagang-pedagang kecil. Nah, dari 50 juta ini, yang terbanyak bergerak di bidang makanan. Baik yang mulai berkebun, ke pasar, sampai makanan jadi. Sudah pasti. Kalau ngga percaya itung aja,” ujar penggemar makanan Manado ini seraya tertawa.
Oleh karena itu, Bondan tidak menganggap sebelah mata dunia kuliner. Jutaan pengusaha yang bekerja di bidang kuliner adalah pengusaha gurem, sehingga menurutnya, isu kuliner ini harus diperbaiki. “Masa depan anak-anak itu tergantung pada makanan, kalau makanannya ngga bener, ngga bener juga nanti masa depannya,” jelas Bondan.
“Saya itu sedang mencari makanan apa sih yang sebetulnya bisa menjadi makanan bangsa Indonesia yang baik, akhirnya saya temukan itu. Namanya dalam bahasa Jepang adalah Konyaku,” ungkap Bondan. Konyaku terbuat dari umbi yang di Jawa dikenal dengan nama iles-iles. Iles-iles ini banyak terdapat di Indonesia, Cina, dan India. Dilihat dari segi kesehatan, kelebihan Konyaku adalah nol kalori. Sedangkan dari segi pertanian, kelebihan Konyaku adalah ia tidak membutuhkan banyak air seperti padi. “Dan ternyata proses produksinya juga simple, jadi secara teknis kita sudah bisa membuatnya,” tambah Bondan yang mulai tahun 2010 ini tidak pernah makan nasi di rumah karena ingin mengurangi tingkat konsumsi beras.
Ketika ditanya tentang hal apa yang ingin dilakukan namun belum kesampaian hingga saat ini, dengan bergurau Bondan menjawab, “saya pengen jadi Duta Besar tapi ngga tau ngelamarnya kemana,” katanya seraya tertawa. Namun, gurauan ini segera tergantikan oleh jawaban serius Bondan selanjutnya, ia ingin jadi motivator. “Sekarang itu kan banyak motivator, tapi kalau anda perhatikan, semua motivator ini honornya besar sekali. Sekali ngomong bisa 50 juta, paling murah itu katanya 20 juta. Lha, lalu yang dimotivasi itu siapa kalo honornya segitu. Anda ngga kuat bayar, ngga bisa ikut seminar mereka,” ungkapnya.
Suatu ketika, karena penasaran Bondan datang ke suatu acara motivasi. Baginya, acara motivasi yang dihadirinya waktu itu hanya omong kosong. Hal inilah yang mendorongnya untuk menjadi motivator. “Saya ngga perlu dibayar, saya ngga mau dibayar, tapi saya kepingin dikasih tempatnya, dikasih panggungnya untuk ngomong,” ujar Bondan.
Buruknya Sumber Daya Manusia di Indonesia menjadi alasan kenapa Bondan ingin menjadi seorang motivator. Ia menjelaskan hal ini dengan mengacu pada rendahnya tingkat Human Development Index (HDI) di Indonesia yang diterbitkan setiap tahun oleh United Nations Development Programme (UNDP). “Kalau saya lihat angka ini saya malu. Tapi apakah calon-calon presiden kemarin memakai angka-angka itu sebagai suatu janji kampanye mereka. Ngga ada. Jangan-jangan mereka juga ngga tahu bahwa kondisi kita itu begitu terpuruk,” ungkap pria yang sempat kuliah di jurusan arsitektur Universitas Diponegoro ini meski akhirnya tidak diselesaikan karena masalah ekonomi.
“Jadi kita harus mengubah itu. Mengubah dengan apa, ya sudahlah, anda akan menjawab sistem persekolahan yang jelek segala macam, tapi jangan percaya sama sekolah dong kalau gitu, percaya sama diri sendiri. Ambil nasib kamu ke tangan kamu sendiri sekarang! Jangan nunggu siapa-siapa. Perbaiki dirimu sekarang!” tegas Bondan dengan nada serius.


3.      Opini Penulis
Dari kasus dia atas penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat Penyimpangan yang terjadi, tak terkecuali penyimpangan profesi akuntansi dan profesi bisnis. Berdasarkan kasus Bre x terdapat beberapa penyimpangan etika profesi akuntansi yaitu penipuan tingkat professional yang dilakukan oleh Bre x kepada para investornya dengan berkedok terdapatnya jutaan emas di Kalimantan yang membuat para investor tergiur untuk melakuan investasi dan memanipulasi saham tambang Bre x sehingga saham Bre x terlihat melambung tinggi, dalam hal ini Bre x melakukan penipuan dan pelanggaran hukum yang sangat besar dampaknya  bagi banyak negara dan sangat merugikan banyak pihak dengan terkenanya penipuan dalam bentuk investasi.  


4.      Profesionalisme KAP
Dalam masalah tersebut terlihat bahwa sangat kurangnya profesionalisme seorang auditor dalam menghadapi kasus seperti ini. Seharusnya seorang auditor harus memiliki keahlian dalam menganalisis suatu laporan keuangan, kinerja perusahaan dan mengenali setiap tahap mekanisme laporan keuangan dan cara kerja karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut, dan tidak bertindak cepat ketika terlihat nilai saham Bre x naik drastic, sebelum saham Bre x naik seharusnya auditor mengecek terlebih dahulu kejanggalan erhadap kenaikan harga saham tersebut dan mengungkapkan kecurangan didalamnya, melaporkan laporan tersebut berdasarkan fakta dan bertindak sesuai dengan kode etik auditor dan memiliki sikap indepedensi mental. Pada kasus diatas auditor tidak menerapkan kode etik sebagai dasar profesinya, tidak memiliki independesi mental, sehingga kemahiran profesional dari auditor salah digunakan, auditor  lebih memilih untuk menutupi penipuan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, atau bahkan bersekongkol dengan perusahaan melakukan kecurangan sehingga merugikan banyak pihak.

The Bre-X Penipuan oleh Douglas Goold dan Andrew Willis, McClelland dan Stewart(1997)
 Bodoh Gold: Pembuatan Pasar Penipuan global oleh Brian Hutchinson (. Pub oleh Alfred A. Knopf, 1998)


Jumat, 27 Juni 2014

READING COMPREHENSION






Section 3 in Reading comprehension is the TOEFL exam. It is used to measure kemempuan examinees in understanding written text in English. This section examined the at least 5 readings, where each reading usually consists of ten questions. So the question in this section amounts to fifty questions. You must complete all questions within fifty minutes. This section only examined the reading text only, no pictures, diagrams, or other visual aids.
Themes reading tested in this section is quite varied, but in general related to the course material taught by universities in the United States. For example, history, literature, art, architecture, geology, biology, health, astronomy, geography, and so on. As for the question in section 3 can be categorized into two forms of the following questions:

Reading comprehension

In section 3 of this you will be asked to answer questions relating to the information contained in the reading text. Start of main idea, the more detailed passages, until inferasi or inference to information contained in the reading.


Vocabulary

Section 3 also ask you to answer the meaning of certain words contained in the text reading. But if you did not know the meaning of certain words, you still remain biased to know the meaning of words to understand the context of reading. Thus you biased estimate meaning of the words in question in terms of.
Problems commonly faced by participants TOEFL test in Reading Comprehension test is a short time limit. Many tests are not biased participants completed all questions when the allotted time has run out. For the various skills needed in reading must be mastered before you actually run the TOEFL exam. Nevertheless, you are still likely to get a higher TOEFL score when mastering tactical tricks. Here are presented some of the key that can help you compete with that tight at the same time to get better results.


PUBLIC KEY

Key 1: Do not be too long to read the text reading.
It must be remembered that you do not have enough time to read the text in depth reading. The question that arises in this reading tests generally dpat answered correctly with direct reading without reading in detail. You can allocate one or two minutes to read the main idea in each paragraph of a reading before starting to read the question. Thus you already get a glimpse of the information conveyed by the reading.

Key 2: Consider all the questions in a bacaaan and remember the key word.
After skimming the main idea of each paragraph, then you should immediately read the questions on the matters contained in the text. Record key words in each question on your mind so you can find answers on reading with all due to some questions. You can also sign counts on the keywords in the question paper, because you are not prohibited from providing graffiti. This is very effective way to save time, so you do not view back and forth between reading the text of the questions.

Key 3: Do not panic if the theme of reading is not a discipline that you control .
TOEFL exam has been designed in such a way that the examinee is not required to master the themes of specific disciplines. All of the information in question in terms of section 3 is already available in the reading text. So any scientific background that you mastered you will still be able to answer the questions on the reading completely different from your discipline.



SPECIAL KEY

The material tested in reading tests usually have patterns and specific standards. Usually you are required to find a theme bacaaan, determining the main idea, knowing the meaning of certain vocabulary, knowing specific information, perform inference, ats identifying exceptions and determine the referral of a particular pronoun.
To equip yourself in facing apersoalan are tested in reading tests, note the following keys:

Key 4: Perform previewing reading to find out the topic .
Topic is one item that is almost certainly out on every TOEFL test. To find a topic reading, you do not need to read in detail and depth. You just read the first and last sentence in each paragraph reading. You are not required to understand the readings in detail but simply to determine the topic, because you have to read it as soon as possible.

Key 5: Consider the first sentence of a paragraph to determine the main idea.
Often examined the reading test questions related to the main idea. Main idea is usually contained in the first sentence of a paragraph. By knowing it, you can understand what the message to be conveyed by the author. Main Idea of a reading is usually found on the first two sentences.

Key 6: Understand the context contained in the literature to determine the meaning of a particular word.
Context in English reading is a combination of vocabulary and grammar that is used in a word. It can be a sentence, paragraph, or reading. By understanding a context you will be able to estimate the meaning of a word. Because by knowing the general meaning of a sentence means that you also understand the meaning of the words in the sentence terdapt.

Key 7: Perform scanning to locate specific information relating to the matter of the request
A reading text in a TOEFL exam is usually followed by ten questions, because the time limit is urgent anada should read the tenth question. When reading all the questions you have to find the key words of the question and record it in mind. Read quickly by means of scanning to find specific words into the keywords from a query. This sngat useful in clarifying the reading text to find the information in question. By considering all keyword query, view, and you do not need to split the focus to match the question with the text. Because the sequence numbers usually do not inquire about a sentence or part of the text sequentially. So if you read the question hnaya then look for it in the text readings will spend a lot of time because you need to do the same thing over and over again.

Key 8: Gather facts and data in the literature to perform inferasi or inference
Not all the answers from a question in the TOEFL test can be found directly in the text reading. This is because the information is not exclusively mentioned in a direct statement. Often dlam reading exam you are required to make conclusions about specific information. To read the text of it when you should pay special attention terhada certain data or facts that lead to a conclusion that is informative. Again in this case knowing the keywords from a question first is a distinct advantage. Armed with your keyword data and facts will determine what is appropriate and apilih and Kump [ulkan to make a conclusion.

Key 9: Concentrate for reading text reading.
Concentration is required and is one of the most decisive key to success in Readng test. Examinees often forgotten by what was said by the previous sentence or paragraph when he first read a sentence or a new paragraph. Finally he re-read the sentence again. If this happens to you, langlah following can be used to minimize such errors.
When you read a sentence, didri train you to guess or estimate what the content or information to be presented by the next sentence.
Consider the suitability of a text with the title or main idea you already know in advance, this way you can still get the message that diasampaikan untama by each sentence even if you've moved to the next sentences.

Key 10: Increase your reading speed.
With the limitations of a short test time, then your ability to read quickly and concisely is essential in the TOEFL exam. Indeed, speed reading is not something that is instant. But he must be trained continuously let alone read text that is not our native language. One way is to choose the most important words in a sentence, in which it will give you a summary of the meaning of a passage.


Sample Reading Comprehension

It has been noted that, traditionally, courts have granted divorces on fault grounds: one spouse is deemed to be at fault in causing the divorce. More and more today, however, divorces are being granted on a no-fault basis. Proponents of no-fault divorces argue that when a marriage fails, it is rarely the case that one marriage partner is completely to blame and the other blameless. A failed marriage is much more often the result of mistakes by both partners.
Another argument in favor of no-fault divorce is that proving fault in court, in a public arena, is a destructive process that only serves to lengthen the divorce process and that dramatically increases the negative feelings present in a divorce. If a couple can reach a decision to divorce without first deciding which partner is to blame, the divorce settlement can be negotiated more easily and equitably and the postdivorce healing process can begin more rapidly.


1. What does the passage mainly discuss?
a. Traditional grounds for divorce
b. Who is at fault in a divorce
c. Why no-fault divorces are becoming more common
d. The various reasons for divorces

2. The word "spouse" in line 1 is closest in meaning to a
a. judge
b. problem
c. divorce decree
d. marriage partner

3. according to the passage, no-fault divorces
a. are on the increase
b. are the traditional form of divorce
c. are less popular that they used to be
d. were granted more in the past

4. It is implied in the passage that
a. there recently has been a decrease in no-fault divorces
b. not all divorces today are no-fault divorces
c. a no-fault divorce is not as equitable as a fault divorce
d. people recover more slowly from a no-fault divorce

5. The word "proponents" in line 4 is closest in meaning to which of the following?
a. Advocates
b. Recipients
c. Authorities
d. Enemies

6. The passage states that a public trial to prove the fault of one spouse can
a. be satisfying to the wronged spouse
b. lead to a shorter divorce process
c. reduce negative feelings
d. be a harmful process

7. Which of the following is NOT listed in this passage as an argument in favor of no-fault divorce?
a. Rarely is only one marriage partner to blame for a divorce
b. A no-fault divorce generally costs less in legal fees
c. Finding fault in a divorce increases negative feelings
d. A no-fault divorce settlement is generally easier to negotiate

8. The word "present" in line 9 could most easily be replaced by
a. existing
b. giving
c. introducing
d. resulting

9. The word "settlement" in line 10 is closest in meaning to
a. development
b. serenity
c. discussion
d. agreement

10. The tone of this passage is
a. emotional
b. enthusiastic
c. expository
d. reactionary




sumber: