Selasa, 27 September 2011

Kecoa Pemberi Ilmu


Akhirnya setelah sekian lama gw lupa password dan sekarang baru inget lagi.. *horeeee.. maklum otak gw yg mungil ini kadang suka eror. hehe... ohiyah sekarang gw udah kuliah loh.. walaupun bukan di PTN.. heheh *curhat... tapi alhamdulillah kok gw udah punya pacar  temen baru di kampus..hehe... oke deh langsung ke topic pembicaraan aja.. *cekidot

Heemmmm, menerima suatu hal yg tidak kita inginkan adalah sesuatu yang sangat sulit. Buat gw, itu sama halnya dengan suatu usaha yang berlebih namun didapati hasil yang mengecewakan. Rasanya sulit, kesal yang berlebih dan membuat gw berpikir, “kenapa gw bukan dia?”

Tapi, sebuah peristiwa membuat gw berpikir sejenak akan hal itu. Tepatnya ketika gw bersiap untuk mandi. Disudut kamar mandi, seekor kecoa bersandar diam. Kecoa itu cukup besar, gw memperhatikannya sejenak lalu berpikir untuk mengusirnya karena gw takut geli aja jika kecoa itu terbang menempel dibadan gw. Ketika gw usir, kecoa itu hanya bergerak sedikit lalu kembali diam. gw mencoba mengusirnya lagi namun tidak ada pergerakan yang berlebih dari kecoa tersebut. Tanpa pikir panjang, gw mengambil air lalu menyiramkan kearah kecoa tersebut. Kecoa itu pun masuk kedalam lobang WC. gw terus menyiraminya dengan tujuan agar kecoa itu hilang tenggelam dilobang WC. Namun kecoa itu terus mengambang sambil menggeliatkan tubuhnya agar bisa keluar dari lubang WC. gw berhenti menyirami WC gw sejenak. Kecoa itu masih berusaha untuk keluar dari lobang WC namun upayanya terlihat sia sia. Selang 10 menit (kayanya sih 10 menit), gw terus memperhatikannya. Tubuh kecoa itu mulai lelah,cape dan galau, dia menggeliatkan tubuhnya hanya sesekali. Rasa iba gw mulai muncul, pikiran gw pergi kesuatu tempat, “apa yang dikatakan jika ia mati? Ia pasti akan mengatakan kalau gw membunuhnya dengan alasan yang tidak jelas.” Perasaan gw semakin berkecamuk hingga akhirnya gw mengambil sikat gigi bekas dan berusaha mengambil kembali kecoa itu. Karena WC yang licin, gw sampe 3 kali menaikan tubuh itu kedasar WC. Tubuhnya basah, dan tubuhnya terlihat lelah. Ia diam, lalu mencoba berjalan (sangat) pelan meninggalkan WC tersebut. “bodoh, sayapnya pasti basah! Apa dia bisa terbang lagi? Maaf!” kata gw pelan memperhatikan perjalanan kecoa itu. Berkali kali gw meminta maaf pada Tuhan. Ketika itu pula, kecoa itu membuka sayapnya pelan. Walau tidak terbang, gw yakin tidak ada yang rusak di bagian sayapnya. gw tersenyum meninggalkan kamar mandi.

Sebuah pelajaran dari sesuatu yang dianggap orang tidak berharga. Sebuah usaha yang menghasilkan sesuuatu yang besar. Cobalah berpikir, jika kecoa itu tidak berusaha naik keatas mungkin ia sudah mati walau akhirnya dia ditolong. Pengorbanan yang cukup besar dengan taruhan nyawanya sendiri. Awalnya juga mungkin ia tidak tahu kalau ia akan menghadapi hal seperti ini, tapi dengan usahanya yg gigih dia dapat kembali hidup dan keluar dari lobang WC tersebut. Bagaimana dengan kita? Ahh, tidak. gw? Manusia yang selalu tidak pernah puas akan hasil yg sudah didapat. gw mengira usaha yang sudah dilakukan sudah maksimal, padahal hanya sebuah usaha kecil yang menginginkan hasil besar. Itulah manusia, tidak pernah puas dan selalu menginginkan sesuatu yang lebih. Padahal, tidak ada kesuksesan tanpa usaha keras.

Semoga cerita tentang usaha kecoa tadi dapat membuka hati kita semua.....(NO PAIN, NO SUCCESS)


                                                                                            pipis,,love,, and gaolll