HONGARIA
1. Sejarah
Para Republik
Hongaria (dalam bahasa Hungaria, Magyar K ZT rsas g) adalah Eropa
tengah negara yang merupakan bagian dari Uni Eropa yang mata
uangnya adalah Forint (UE). Ini perbatasan Austria, Slowakia, Ukraina, Rumania,
Serbia, Kroasia dan Slovenia. Hal ini secara lokal disebut Tanah Magyar atau
Magyarorsz g. Seiring dengan Polandia, Slovakia dan Republik Ceko, seorang
anggota dari kelompok negara-negara Visegrad.
Bangsa
Magyar (Hongaria disebut di kebanyakan negara Barat) adalah orang-orang
diatur dalam sebuah kerajaan, fitur pengembara dari dataran Asia Barat, sampai
emigrasi ke Eropa Tengah pada akhir abad kesembilan, ketika mereka
menetap di Hongaria sekarang. Ini perjalanan panjang dan hubungan dengan Hun
tentang yang dijelaskan dalam berbagai cara dan dalam berbagai legenda, seperti
saudara 'Hunor dan Magor. Hongaria dimulai dari era sebelum Magyar sampai era
Hongaria Modern. Dimulai dengan kedatangan bangsa
Magyar yang merupakan bangsa nomaden. Setelah itu, Hongaria memasuki
era Hongaria Pertengahan (896 - 1526), lalu memasuki zaman modern awal,
revolusi 1848, dibentuknya Austria-Hongaria, Perang
Dunia I dan Perang Dunia II, era komunis, revolusi
Hongaria dan Hongaria modern saat ini.
Hongaria
mengalami masa-masa sulit pada 1241 M, ketika Mongol menyerbu Eropa Timur dari
Asia Tengah. Mongool menyerang dengan senjata baru: bubuk mesiu dari Cina.
Kehebatan pasukan Mongol berhasil membuat Polanda, Rusia, dan Hongaria taklluk
dan dikuasai oleh Kekaisaran Mongol. Ribuan orang mati dalam peperangan melawan
Mongol. Selama lima puluh berikutnya, bangsa Hongaria harus bekerja keras
memeprtahankan diri menghadapi serbuan-serbuan Mongol. Untuk memperoleh lebih
banyak tenaga, sekaligus uang, para raja Hongaria menyeru orang Yahudi di
seluruh Eropa untuk berpindah ke Hongaria.
2. Inflasi
Inflasi
terbesar pertama terjadi di Hongaria pada Agustus 1945 sampai Juli 1946.
Tingkat inflasi harian di negara ini mencapai 207 % sehingga membuat
harga berubah dua kali lipat setiap 15 jam. Ekonomi Honggaria hancur oleh
Perang Dunia II. Karena status sebagai warzone, diperkirakan 40 % dari modal
saham Hungaria hancur dalam konflik. Sebelum ini, negara ini telah
berutang besar untuk memproduksi ahan bakar untuk mendukung upaya perang
Jerman, tapi Jerman tidak pernah mau utangnya dibayar dengan barang.
Ketika
Hongaria menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sekutu pada 1945, ia
diperintahkan untuk membayar perbaikan besar Soviet, yang menyumbang
25%-50 % dari anggaran Hungaria selama episode hiperinflasi negara
ini. Sementara itu, kebijakan moneter negara pada dasarnya dikooptasi oleh
Komisi Pengawasan Sekutu.
3. Cara
Mengatasi Inflasi
Cara mengatasi inflasi,
diantaranya:
1. Kebijakan
Moneter
Kebijakan
moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional
dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah
uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal. Kebijakan
moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:
· Politik
diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang
yang beredar dapat dikurangi. Kebijakan diskonto dilakukan dengan menaikkan
tingkat bunga sehingga mengurangi keinginan badan-badan pemberi kredit untuk
mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan pinjaman dari masyarakat.
· Politik
pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal
untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank
sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah uang
beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.
· Peningkatan
cash ratio: Kebijakan persediaan kas artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank
Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada keputusan dari
bank sentral/pemerintah. Dengan Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank
sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat
menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
2. Kebijakan
Fiskal
Kebijakan
Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Kebijakan
fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:
· Mengatur
penerimaan dan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam
perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar
anggaran tidak defisit.
· Menaikkan
pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya
karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak.
3. Kebijakan
Non Moneter
Kebijakan
non moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah
maupun jumla uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk
mengatasi inflasi. Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument
berikut:
· Mendorong
agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.
Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.
Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.
· Menekan
tingkat upah. tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam
pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering
dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan
permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan
menimbulkan inflasi.
· Pemerintah
melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.
· Pemerintah
melakukan distribusi secara langsung.
Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.
Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.
· Penanggulangan
inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan
sneering (pemotongan nilai mata uang).Sanering berasal dari bahasa Belanda yang
berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain:
· Penurunan
nilai uang
· Pembekuan
sebagian simpanan pada bank – bank dengan ketentuan bahwa simpanan yang
dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh pemerintah.
Senering ini pernah
dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%.
Pemerintah memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.
· Kebijakan
yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi.
Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan
bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang
di dalam negeri cenderung menurunkan harga.
· Kebijakan
penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.
· Devaluasi
adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri.
Jika hal tersebut terjadi biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai
mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan
dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing.
Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang
sendiri terhadap mata uang asing.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar